Bersyukur
itu penting. Dalam agama Islam diterangkan bahwa Allah tidak akan menambah
nikmat suatu kaum apabila kaum tersebut tidak bersyukur dengan apa yang telah
dia dapat, sebaliknya Allah akan terus menambah nikmat hambanya apabila dia
bersyukur. Tentu saja yang dimaksud ‘bertambah nikmat-Nya’ itu harus dibarengi
dengan niat, usaha dan doa kepada-Nya.
Bahagia
itu apabila kamu bersyukur! Ya, dengan mensyukuri segala sesuatu yang telah
diberikan Allah pada kita, hati kita akan ikhlas dalam menerima semua takdir
dan ketentuannya. Tidak ada keluhan, amarah, atau dendam ketika sesuatu yang
kita rencanakan ternyata tidak berjalan sesuai dengan bayangan kita, Allah
punya rencana yang lebih besar yang harus kita syukuri apapun itu.
Ketika
bersyukur, kita dapat melihat dengan jernih segala sesuatu yang ada di bawah
kita, kita paham bahwa ada yang mempunyai masalah dan cobaan jauh lebih berat
dari yang kita punyai sehingga kita dapat meredam segala ego yang kita punya.
Namun
demikian, bersyukur memang tidak mudah, apalagi jika posisi kita sedang ada di
bawah, kebanyakan dari kita akan mengeluh seperti:
‘Bagaimana
mau bersyukur, kalau usaha yang susah payah dibangun kemudian harus gulung
tikar ketika ada saingan baru di pasaran.’
‘Bagaimana
mau bersyukur ketika bahkan uang untuk makan saja selalu pas-pasan dan kurang.’
‘Bagaimana
mau bersyukur ketika segala sesuatu yang diinginkan tidak dituruti’
Kuncinya
berhubungan erat dengan ikhlas, tidak mengeluh, sabar, dan berpikiran positif.
Ikhlas
ketika mendapat sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan, maka kamu akan
bersyukur. Jangan mengeluh meskipun kondisimu pas-pasan, susah cari uang,
setidaknya kamu masih diberi kesehatan, ingat bahwa setiap hela nafasmu juga
merupakan rezeki yang harus disyukuri! Sabar ketika diberi ujian, jangan serta
merta marah dan kemudian menyalahkan keadaan, marah hanya akan membuat masalah
terasa semakin berat dan sukar untuk diselesaikan. Berpikiran positif dengan
segala sesuatu yang diberikan Allah pada kita. Tak mudah memang untuk
berpikiran positif ketika kita dilanda masalah seperti gagal dapat pekerjaan,
gagal dapat jodoh, gagal lolos dalam ujian, dan kegagalan-kegagalan lainnya,
kita cenderung berpikiran seperti:
‘kok
gini sih, padahal aku kan udah usaha’ atau
‘udahlah
aku mau nyerah aja, usaha yang aku lakuin ternyata sia-sia’
‘ditolak
kerja lagi.. ditolak kerja lagi, udah capek ditolak kerja’
‘gagal
lagi? Memang saya ini bodoh makanya saya tak dapat kerja’
Dan
pikiran-pikiran negatif lainnya. Sekiranya kita-lah yang harus mengubah mindset
kita menjadi positif, seperti:
‘tidak
lolos wawancara kerja? Oh mungkin bukan disini tempat saya, Allah mungkin sudah
menyiapkan rencana terbaiknya buat saya buat kerja di tempat lain, saya akan
berusaha lagi’
‘tidak
lolos ujian? Berarti saya kurang berusaha dan saya akan mencoba untuk belajar
lebih giat lagi. Saya tetap bersyukur, saya sudah diberi kesempatan untuk
menimba ilmu di sini.’
Dan
pikiran-pikiran positif lainnya.
Kedengarannya
memang aneh, namun dengan berpikiran positif seperti itu kita akan lebih
menghargai diri kita sendiri, serta lebih mudah bagi kita untuk menyukuri
segala putusan-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar